Harianutama.id, – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki masalah kemiskinan ekstrem yang cukup serius. Data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI per Januari 2023 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin ekstrem di Kukar sekitar 11.479 jiwa atau 1,45 persen dari total penduduk.
Penduduk miskin ekstrem adalah mereka yang memiliki kriteria seperti lanjut usia, tinggal sendirian, tidak bekerja, memiliki penyakit kronis, difabel, rumah tidak layak huni, dan tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.
Untuk membantu meringankan beban hidup mereka, pemerintah daerah menyalurkan bantuan sembako kepada 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdata dalam Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Bantuan ini diberikan setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun dengan anggaran Rp 3 miliar per tahun.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kukar, Hamly, mengatakan bahwa bantuan sembako ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Kukar. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah daerah telah membentuk Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK) untuk mengkoordinasikan program-program penanggulangan kemiskinan dari berbagai pihak.
“Kami memiliki komitmen yang kuat untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Kukar. Kami melaksanakan program-program intervensi di berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, pendidikan, perumahan, dan sosial. Kami juga berkolaborasi dengan dunia perusahaan yang memberikan bantuan kepada masyarakat miskin,” ungkap Hamly.
Hamly menekankan bahwa data KPM yang mendapatkan bantuan sembako ini diambil dari data RBPK yang terus diperbaharui dan divalidasi di lapangan. Data ini dijadikan sebagai acuan yang andal untuk menyalurkan bantuan agar tepat sasaran. (Adv/ Diskominfo Kukar)