
Operasi SAR Banjir Samarinda.
Harianutama.id, SAMARINDA – Setelah dua hari pencarian intensif, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan jenazah Nabil Sarim (2 tahun) yang terseret arus banjir di Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang. Bocah malang itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar pukul 10.45 WITA pagi tadi, dalam radius 20 meter dari lokasi kejadian utama.
Operasi SAR yang dimulai sejak Minggu (11/5) itu melibatkan puluhan personel dari berbagai unsur. Pencarian difokuskan di sepanjang aliran sungai sejauh dua kilometer dari titik terakhir korban terlihat. Medan yang sulit dengan arus deras dan air keruh sempat menghambat proses pencarian.
Danru Operasi SAR, Riqi Efendi, dengan wajah lelah namun penuh khidmat menyampaikan pernyataan resmi di lokasi. “Atas nama seluruh tim, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban,” ujarnya dengan suara berat. “Kondisi sungai yang sangat deras dan visibilitas air yang buruk membuat operasi ini menjadi salah satu yang paling menantang.”
Proses evakuasi dilakukan dengan cepat namun penuh hormat. Jenazah Nabil segera dibawa ke RS Dirgahayu Samarinda untuk proses identifikasi resmi sebelum diserahkan kepada keluarga yang sudah menunggu dengan harap-harap cemas.
Riqi menjelaskan detil teknis operasi penutupan. “Dengan ditemukannya korban, kami nyatakan operasi SAR ini resmi ditutup. Seluruh personel akan kembali ke satuan masing-masing dalam kondisi siaga.” Ia menambahkan apresiasi khusus untuk warga sekitar yang turut membantu dengan menyediakan logistik dan informasi selama proses pencarian.
Musibah ini bermula ketika Nabil sedang bermain di teras rumah bersama ayahnya. Arus banjir yang datang tiba-tiba menyapu bocah malang itu dalam sekejap. Upaya penyelamatan seketika oleh keluarga dan warga sekitar tak membuahkan hasil, hingga akhirnya dilaporkan ke Basarnas.
Pemerintah Kota Samarinda melalui BPBD setempat telah menginstruksikan pemasangan rambu peringatan di sepanjang bantaran sungai tersebut. Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di musim penghujan seperti sekarang.
“Kami akan terus memantau kondisi sungai ini dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk pencegahan kejadian serupa di masa depan,” tambah Riqi sebelum mengakhiri konferensi pers.
Dengan ditutupnya operasi SAR ini, fokus kini beralih ke proses duka keluarga dan evaluasi sistem peringatan dini banjir di wilayah tersebut. Trauma yang ditinggalkan musibah ini akan membutuhkan waktu panjang untuk pulih, terutama bagi sang ayah yang menyaksikan langsung putra kesayangannya terseret arus. (HAM)